Sebenarnya artikel kali ini sama sekali tidak berhubungan dengan 'misteri' sama sekali. Hanya saja, saya tertarik untuk membahasnya . Jika anda pernah menonton film fiksi tentang orang-orang di bumi yang membuang sampah di luar angkasa, sama seperti kasus kali ini. Sampah yang dibuang ke laut semakin hari membentuk sebuah pulau. Sampah yang merupakan sisa-sisa makanan mungkin akan terurai dengan sendirinya. Tetapi, bagaimana dengan Sampah Plastik ?
North Pacific Gyre
The Great Pacific Garbage Patch, dikatakan sebagai Sampah Vortex Pasifik, yang merupakan pilin dari sampah laut di tengah Samudera Pasifik Utara (North Pacific Gyre) terletak kira-kira antara 135 ° sampai 155 ° W dan 35 ° ke 42 ° N . Sampah meluas sampai ke sebuah wilayah yang sangat luas, dengan perkiraan mulai dari daerah ukuran negara bagian Texas untuk satu lebih besar dari daratan Amerika Serikat, namun ukuran yang tepat tidak diketahui. Hal ini dapat dihubungkan dengan fakta bahwa tidak ada yang spesifik standar untuk menentukan batas-batas antara "normal" dan "tingginya" tingkat polusi dan apa yang merupakan bagian dari sampah itu sendiri .
Ekstrapolasi dari temuan di Laut Jepang , para peneliti berhipotesis bahwa kondisi yang sama akan terjadi di bagian lain dari Pasifik
Great Pacific Garbage Patch terbentuk secara bertahap sebagai akibat dari pencemaran laut yang disebabkan oleh arus samudera .
Beberapa Fakta mengerikan dari The Great Pacific Garbage Patch
* Setiap tahun, 10% dari 200 milyar pon plastik diproduksi secara global berakhir di laut kita dan sekarang, sekitar 46.000 potong sampah plastik yang mengambang di setiap mil dari laut
* 1.700 mil massa sampah plastik berada di tengah Pasifik Utara dan searah jarum jam bergerak perlahan dari arus laut berbentuk spiral.
Rencana Pengembangan Pulau Sampah Raksasa : Pulau apung dari botol plastik
Berdasarkan computer-generated imagery (CGI) atau pencitraan yang dihasilkan komputer, tim ilmuwan Belanda berencana mengumpulkan 44 juta kilogram sampah plastik yang kini terapung di Samudera Pasifik dan mengubahnya menjadi pulau daur ulang.
"Pulau daur ulang adalah usaha untuk mendaur ulang sampah plastik di lokasi pembuangan dan mengubahnya menjadi sebuah entitas yang mengambang." Sampah yang mengapung itu akan dihimpun dan dijadikan dasar bagi pulau apung seluas 10.000 kilometer persegi.
Desainer pulau sampah itu berencana membuat pulau yang dikelilingi jalan air -- seperti Venesia, Italia. Selain ada kompleks kota modern, juga dirancang lahan cukup luas untuk pertanian -- menyediakan makanan dan pekerjaan untuk penduduknya.
Saat ini, Samudra Pasifik adalah 'tempat sampah' plastik terbesar di dunia. Sampah-sampah itu menjelma menjadi sampah raksasa di tengah laut. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan mahluk laut. Burung laut, misalnya Albratos raksasa, menganggap sampah-sampah itu sebagai makanan. Juga ikan, binatang-binatang itu memakan sampah-sampah plastik yang kecil-kecil.
"Pulau daur ulang harus dilihat sebagai sebuah kesempatan unik, menciptakan habitat mengapung, sekaligus membersihkan laut dari pencemaran plastik."
Samudera sampah telah ditemukan sekitar tahun 1997. Lokasinya berada di tengah-tengah bagian utara Samudera Pasifik. Adalah Kapten Charles Moore, pelaut yang menemukan lokasi sampah raksasa itu. "Diperkirakan ada sekitar 100 juta ton plastik terjebak di dalam pusaran arus laut (North Pacific Gyre)," kata Moore, seperti dilansir Washington State University Today, Sabtu 10 April 2010.
Nah, bagaimana pendapat anda ?Jadi, mulai saat ini buanglah sampah pada tempatnya.
http://xnews-hawkson-blogmisteri.blogspot.com/2010/09/intermezzo-sekilas-mengenai-great.html
0 komentar:
Posting Komentar