Pencinta jenis musik ini kebanyakan kalangan dewasa. Meski begitu kalau kita dengarkan alunan nadanya memang enak disimak, disbanding musik lainnya. Di sudut-sudut kota hingga desa dan dusun, dangdut seolah ‘hidangan wajib’ di setiap hajatan. Sedang jenis musik lainnya yang populer dengan sebutan musik band, pencintanya banyak dari kalangan anak muda.
Kini aliran dangdut modern yang populer dengan sebutan dangdut koplo, merupakan perkembangan dari musik dangdut yang dimainkan grup dangdut atau orkes Melayu (OM). Pada umumnya dangdut koplo dimainkan di tempat terbuka seperti halnya konser. Para biduanitanya biasanya memakai pakaian yang minim sehingga kalangan masyarakat banyak yang menyukainya. Tak heran jika terjadi perang sawer alias bagi-bagi uang dari penonton terhadap biduanita yang tampil.
Kaum pemuda dan orang dewasa sangat menyukainya apalagi di daerah pesisir serta pedesaan. Umumnya di desa setiap hajatan pernikahan dan khitanan mengundang OM untuk hiburan.Sedang perang sawer yang terjadi saat OM tampil kadang memicu terjadinya tawuran pada penontonnya. Perang sawer merupakan ritual dan ciri khas yang ada pada sebuah pesta dangdut koplo. Sebagai ungkapan rasa suka penonton terhadap goyangan biduanita.
Para penyawer merupakan sebagian dari para fanatik yang akan berjuang untuk membahagiakan dirinya. Mereka sebelumnya sudah mempersiapkan agar dapat membahagiakan biduanita dengan uang yang ada. Dari sekian banyaknya penyawer yang berusaha untuk bersalaman dengan para biduanita yang telah di siapkan oleh pemilik OM. Kadang hal inilah yang memicu terjadinya tawuran di sebuah orkes. Tak heran bila OM ternama seperti Sera, Monata, Palapa melarang penonton memberi saweran pada artisnya. Meski begitu para pecinta dangdut koplo tetap menyukai dangdut koplo.
0 komentar:
Posting Komentar