Tidak banyak yang mengetahui tentang penjara federal terbaru yang bernama Communications Management Units (CMUs), sebuah penjara yang dikhususkan untuk tahanan Muslim dan para aktivis politik.
Meskipun pemerintah AS menolak untuk memberikan daftar nama tahanan yang ada di penjara tersebut kepada publik, namun ditengarai beberapa nama aktivis Islam terdapat disana diantaranya, Enaam Arnaout pendiri dari Islamic charity Benevolence International Foundation, Dr, Rafil Dhafir seorang dokter dan pendiri Iraqi charity Help the Needy, Ghassan Elashi pendiri dari Holy Land Foundation dan CAIR Dallas, Randall Royer aktivis HAM Muslim, Yassin Aref seorang imam dan pengungsi Kurdi, Sabri Benkhala seorang warga Amerika yang diculik sehari sebelum pernikahannya saat dirinya sedang studi di Saudi dan John Walker Lindh seorang mualaf Amerika yang tertangkap di Afghanistan plus beberapa aktivis politik non muslim. Sebagian besar para tahanan Muslim di penjara atas tuduhan terlibat dan terkait kegiatan 'terorisme'.
Carmen Hernandez, presiden dari National Association of Criminal Defense Lawyers mengatakan, "masalah utama dengan adanya pembukaan (CMU) adalah bahwa tidak ada seorangpun yang tahu kriteria yang digunakan untuk mengirim orang untuk dipenjarakan di unit tersebut." Para tahanan yang ada di penjara CMU secara umum mereka adalah orang yang disiplin, terpelajar dan relijius dibanding kebanyakan tahanan lain, dan untuk beberapa alasan pemerintah menginginkan mereka terpisah dari tahanan lain, untuk membatasi mereka berkomunikasi dengan dunia luar."
Seorang pejabat penjara mengklaim,"Dengan mengkonsentrasikan sumber daya dalam penjara ini, akan sangat membantu para agen meningkatkan kemampuan mereka untuk menerjemahkan bahasa, menganalisa dan berbagi isi pembicaraan dari para tahanan."
Pengacara Paul Hetznecker menyatakan,"Penjara CMUs ini merupakan perluasan dari kelanjutan perang di negeri ini..yang menggunakan kata "terorisme" untuk mendorong sebuah agenda politik dan secar nyata berusaha untuk mengendalikan gerakan-gerakan sosial."
Andy Stepanian seorang aktivis hak hewan yang menjadi orang pertama yang dibebaskan dari penjara CMU menyebut penjara tersebut sebagai "Sebuah penjara dalam penjara yang sebenarnya". Lebih lanjut dia menyatakan,"dari apa yang saya amati, sekitar 70 persen tahanan yang ada disana adalah Muslim dan sebagian besar atas tuduhan atas kasus yang berlabel ekstrimisme dan terorisme.
Namun ketika saya berkeinginan bertemu mereka, saya menyadari pada faktanya bahwa kasus-kasus mereka sangatlah berbeda..sepertinya pemerintah AS tidak ingin orang-orang menjadi fundamentalis dalam Islam atau lebih taat beragama dari rata-rata masyarakat Islam Amerika secara umum berada di tengah-tengah para tahanan di penjara federal.
Apapun tujuan pemerintah AS dalam melakukan hal tersebut, tetapi kita dapat menduga itu karena pemerintah tidak ingin penyebaran Islam semakin marak di penjara atau pemerintah sedang mencoba untuk memutuskan komunikasi dengan para tahanan muslim ini, mungkin karena kasus tersebut menjadi pertanyaan pada diri mereka sendiri, dan mereka tidak memberikan akses ke media terhadap para tahanan tersebut."
Dia menyimpulkan,"Pada akhir hukuman di penjara CMU ini,..Saya mengingat kembali pada kenyataannya saya telah memiliki sebuah kesempatan besar bertemu dengan orang-orang dari berbagai kebudayaan yang berbeda, menjadi lebih mengetahui tentang dunia Islam dan semakin mengerti bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan dari mereka."
Bagaimanapun diskriminasi terhadap para tahanan terjadi di penjara CMUs, di samping pembatasan kunjungan dan penggunaan telpon dan surat,termasuk kurangnya akses untuk mendapatkan pelatihan. Lebih dari separuh dari tahanan akan menghadapi deportasi setelah mereka dibebaskan.
0 komentar:
Posting Komentar