Kepala Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan dan Kerja Sama Provinsi Kalbar, MH Munsin mewakili Gubernur Kalbar membuka Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-XXVI di Komplek Rumah Adat Betang, Jalan Sutoyo, Pontianak.
Julianus Ratno-Aksi tahan setrum listrik 1.000 Watt yang ditampilkan dari Sanggar Bangkule Rajangk disaksikan artis asal Kalbar, Piet Pagau.
PGD Kalbar merupakan ritual ucapan syukur etnis Dayak yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, selesai panen padi. Acara itu juga sebagai sarana pergelaran seni budaya.
Selain dimeriahkan tiga pesawat tempur dari Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Supadio Pontianak, acara pembukaan itu juga diwarnai berbagai aksi ritual adat dan seni budaya Dayak.
Aksi yang paling menegangkan adalah ritual adat kebal setrum listrik 1000 watt dan kebal pantap. Ritual itu dilakukan lima orang dari etnis Dayak yang berasal dari Sanggar Bangkule Rajangk.
“Acara Gawai Dayak ini merupakan ucapan syukur kepada Tuhan karena telah memberikan rezeki berupa panen padi kepada masyarakat Dayak. Dan juga merupakan satu siklus perjalanan hidup masyarakat Dayak,” kata Yakobus Kumis, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalbar dalam sambutannya.
Pada acara yang dilaksanakan hingga 24 Mei mendatang ini, dikatakannya, akan ditampilkan beragam seni budaya etnis Dayak dan pada pucak acara akan digelar pemilihan Bujang dan Dara Gawai.
Yakobus menambahkan, masyarakat Dayak, sangat menjunjung tinggi empat pilar Negara yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih, dan NKRI. Masyarakat Dayak juga jangan sampai menjadi beban atau masalah, tetapi menjadi solusi untuk pembangunan Kalbar.
Sebelumnya, terang dia, Panitia PGD, telah menggelar upacara Ngampar Bide sebagai ritual sebelum pembukaan agar mendapatkan kemudahan dari sang pencipta untuk melaksanakan acara tahunan tersebut.
Yakobus menjelaskan, Ritual ngampar bide artinya meminta, memberitahukan atau memohon izin kepada Jubata atau Tuhan agar kegiatan Gawai Dayak mendapatkan kemudahan dan kelancaran.
Sementara itu, Munsin dalam sambutannya menyatakan, acara ini sebagai wahana memperkenalkan budaya suatu komunitas kepada masyarakat luas, agar dapat dikenang diketahui dan dipahami, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati nilai budaya yang ada di Kalbar.
“Juga sebagai motivasi dan menumbuhkan semangat para pelaku dan pemerhati budaya, untuk senantiasa menggali, melestarikan dan mengembangkan budaya, baik untuk kepentingan pembentukan kepribadian maupun sebagai salah satu bahan pariwisata unggulan,” katanya.
Kasubdit Kelompok 3 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Diana Tikupasang mengatakan, daerah tujuan wisata unggulan yang memiliki potensi keindahan alam dan keanekaragaman seni budaya yang merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Kalbar.
Tradisi gawai Dayak, sambungnya, sebagai salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan etnis Dayak, merupakan satu aset yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.
Diana mengungkapkan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyambut baik dan mendukung upaya Pemerintah Provinsi Kalbar dan panitia yang menyelenggarakan even Pekan Gawai Dayak yang ke 26 2011.
“Kepada semua pihak terkait, kami mengimbau agar memberikan dukungan yang sebesar-besarnya agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Kepada panitia penyelenggara dan peserta lomba, kami sampaikan selamat mengikuti, semoga acara ini berjalan dengan sukses,” kata dia.
Setelah dibuka secara resmi pagi harinya, pelaksanaan PGD kemarin diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Salah satunya pelaksanaan Display Budaya yang dimulai sekitar pukul 13.00.
Display Budaya ini merupakan kegiatan pawai budaya mengelilingi sejumlah ruas jalan protokol di Kota Pontianak. Pawai dimulai dari Rumah Adat Betang menuju Jalan Ayani I, Jalan Gajah Mada, dan kembali ke Rumah Adat Betang.
Kegiatan Display Budaya menjadi pusat perhatian masyarakat. Pasalnya, di samping diikuti berbagai sanggar tari, kegiatan tersebut juga diikuti berbagai kendaraan hias. Kegiatan ini makin memperkokoh eksistensi budaya masyarakat Dayak di tengah keberagaman budaya masyarakat Kalbar.
Julianus Ratno-Aksi tahan setrum listrik 1.000 Watt yang ditampilkan dari Sanggar Bangkule Rajangk disaksikan artis asal Kalbar, Piet Pagau.
PGD Kalbar merupakan ritual ucapan syukur etnis Dayak yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, selesai panen padi. Acara itu juga sebagai sarana pergelaran seni budaya.
Selain dimeriahkan tiga pesawat tempur dari Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Supadio Pontianak, acara pembukaan itu juga diwarnai berbagai aksi ritual adat dan seni budaya Dayak.
Aksi yang paling menegangkan adalah ritual adat kebal setrum listrik 1000 watt dan kebal pantap. Ritual itu dilakukan lima orang dari etnis Dayak yang berasal dari Sanggar Bangkule Rajangk.
“Acara Gawai Dayak ini merupakan ucapan syukur kepada Tuhan karena telah memberikan rezeki berupa panen padi kepada masyarakat Dayak. Dan juga merupakan satu siklus perjalanan hidup masyarakat Dayak,” kata Yakobus Kumis, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalbar dalam sambutannya.
Pada acara yang dilaksanakan hingga 24 Mei mendatang ini, dikatakannya, akan ditampilkan beragam seni budaya etnis Dayak dan pada pucak acara akan digelar pemilihan Bujang dan Dara Gawai.
Yakobus menambahkan, masyarakat Dayak, sangat menjunjung tinggi empat pilar Negara yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih, dan NKRI. Masyarakat Dayak juga jangan sampai menjadi beban atau masalah, tetapi menjadi solusi untuk pembangunan Kalbar.
Sebelumnya, terang dia, Panitia PGD, telah menggelar upacara Ngampar Bide sebagai ritual sebelum pembukaan agar mendapatkan kemudahan dari sang pencipta untuk melaksanakan acara tahunan tersebut.
Yakobus menjelaskan, Ritual ngampar bide artinya meminta, memberitahukan atau memohon izin kepada Jubata atau Tuhan agar kegiatan Gawai Dayak mendapatkan kemudahan dan kelancaran.
Sementara itu, Munsin dalam sambutannya menyatakan, acara ini sebagai wahana memperkenalkan budaya suatu komunitas kepada masyarakat luas, agar dapat dikenang diketahui dan dipahami, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati nilai budaya yang ada di Kalbar.
“Juga sebagai motivasi dan menumbuhkan semangat para pelaku dan pemerhati budaya, untuk senantiasa menggali, melestarikan dan mengembangkan budaya, baik untuk kepentingan pembentukan kepribadian maupun sebagai salah satu bahan pariwisata unggulan,” katanya.
Kasubdit Kelompok 3 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Diana Tikupasang mengatakan, daerah tujuan wisata unggulan yang memiliki potensi keindahan alam dan keanekaragaman seni budaya yang merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Kalbar.
Tradisi gawai Dayak, sambungnya, sebagai salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan etnis Dayak, merupakan satu aset yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.
Diana mengungkapkan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyambut baik dan mendukung upaya Pemerintah Provinsi Kalbar dan panitia yang menyelenggarakan even Pekan Gawai Dayak yang ke 26 2011.
“Kepada semua pihak terkait, kami mengimbau agar memberikan dukungan yang sebesar-besarnya agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Kepada panitia penyelenggara dan peserta lomba, kami sampaikan selamat mengikuti, semoga acara ini berjalan dengan sukses,” kata dia.
Setelah dibuka secara resmi pagi harinya, pelaksanaan PGD kemarin diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Salah satunya pelaksanaan Display Budaya yang dimulai sekitar pukul 13.00.
Display Budaya ini merupakan kegiatan pawai budaya mengelilingi sejumlah ruas jalan protokol di Kota Pontianak. Pawai dimulai dari Rumah Adat Betang menuju Jalan Ayani I, Jalan Gajah Mada, dan kembali ke Rumah Adat Betang.
Kegiatan Display Budaya menjadi pusat perhatian masyarakat. Pasalnya, di samping diikuti berbagai sanggar tari, kegiatan tersebut juga diikuti berbagai kendaraan hias. Kegiatan ini makin memperkokoh eksistensi budaya masyarakat Dayak di tengah keberagaman budaya masyarakat Kalbar.
0 komentar:
Posting Komentar