Ts'ai Lun mempunyai sumbangan amat besar bagi dunia percetakan, tulis menulis dan penerbitan karena ia penemu kertas. Seperti halnya Guthenberg nama Ts'ai Lun tidak seheboh Newton, Einstein, Alexander Agung, dan tokoh-tokoh politik dunia. Namanya bahkan jarang terdengar dan disebut-sebut orang, padahal tiap hari (terutama di jaman modern ini) orang menggunakan kertas.
Menurut beberapa catatan di Cina, Ts'ai Lun adalah abdi kerajaan yang saat itu dipimpin kaisar Ho Ti. Tahun 105 M ia menunjukkan contoh kertas kepada Kaisar. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini terdapat tulisan sejarah resmi dinasti Han.
Kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia membuatnya naik pangkat mendapat gelar kebangsawanan Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya tersohor di seluruh Cina. Namun Ts'ai akhirnya terlibat dalam komplotan anti istana yang menyeret ke pengadilan. Ia kemudian diberitakan bunuh diri akibat skandal yang menimpanya.
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Cina merahasiakan cara teknik pembuatan kertas hingga tahun 751 baru terkuak rahasinya setelah tenaga ahli pembuat kertas tertawan oleh orang-orang Arab hingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand.
Teknik pembuatan kertas akhirnya menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat. Sebelum penemuan Ts'ai Lun buku di Cina dibuat dari bamboo sehingga amat berat dan kaku.
Memang ada juga buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat umum. Sedangkan di Barat buku ditulis di buat dari kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit terjangkau.
Sekarang barang tulisan dapat diproduksi secara murah dan s dalam jumlah besar. Ini semua berkat adanya kertas. Memang, arti penting kertas tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi sebaliknya mesin cetak pun tak banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang begitu banyak dan begitu murah.
Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih dalam tarap lebih rendah ketimbang kebudayaan Barat. Tetapi pada tahun-tahun seribuan Masehi, kemajuan-kemajuan Cina sudah melebihi Barat bahkan di abad ke-7 dan ke-8 kebudayaan Cina dalam banyak segi merupakan kebudayaan termaju di dunia. Sesudah abad ke-15 M, kebudayaan barat melaju meninggalkan Cina.
Penemuan kertas oleh Ts'ai Lun merombak total keadaan Cina saat itu. Kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat menjadi sebab penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama.
Di abad ke-4 M Cina pun secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan tetap maju dengan cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di Barat tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan sekarang terbalik.
Sesudah orang-orang Barat mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Cina, bahkan berhasil menyempitkan jurang pemisah kultural. Tulisan-tulisan Marco Polo menekankan keyakinannya bahwa bahkan di abad ke-13 M Cina berada jauh di atas Eropa dalam hal kemakmuran.
Kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia membuatnya naik pangkat mendapat gelar kebangsawanan Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya tersohor di seluruh Cina. Namun Ts'ai akhirnya terlibat dalam komplotan anti istana yang menyeret ke pengadilan. Ia kemudian diberitakan bunuh diri akibat skandal yang menimpanya.
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Cina merahasiakan cara teknik pembuatan kertas hingga tahun 751 baru terkuak rahasinya setelah tenaga ahli pembuat kertas tertawan oleh orang-orang Arab hingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand.
Teknik pembuatan kertas akhirnya menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat. Sebelum penemuan Ts'ai Lun buku di Cina dibuat dari bamboo sehingga amat berat dan kaku.
Memang ada juga buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat umum. Sedangkan di Barat buku ditulis di buat dari kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit terjangkau.
Sekarang barang tulisan dapat diproduksi secara murah dan s dalam jumlah besar. Ini semua berkat adanya kertas. Memang, arti penting kertas tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi sebaliknya mesin cetak pun tak banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang begitu banyak dan begitu murah.
Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih dalam tarap lebih rendah ketimbang kebudayaan Barat. Tetapi pada tahun-tahun seribuan Masehi, kemajuan-kemajuan Cina sudah melebihi Barat bahkan di abad ke-7 dan ke-8 kebudayaan Cina dalam banyak segi merupakan kebudayaan termaju di dunia. Sesudah abad ke-15 M, kebudayaan barat melaju meninggalkan Cina.
Penemuan kertas oleh Ts'ai Lun merombak total keadaan Cina saat itu. Kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat menjadi sebab penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama.
Di abad ke-4 M Cina pun secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan tetap maju dengan cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di Barat tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan sekarang terbalik.
Sesudah orang-orang Barat mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Cina, bahkan berhasil menyempitkan jurang pemisah kultural. Tulisan-tulisan Marco Polo menekankan keyakinannya bahwa bahkan di abad ke-13 M Cina berada jauh di atas Eropa dalam hal kemakmuran.
sumber : www.biografitokohdunia.com
0 komentar:
Posting Komentar