Jika anda ke kota Makkah Al Mukaramah, Saudi Arabia anda akan melihat sebuah masjid yang besar, indah, megah, kokoh, suci dan sudah berusia lebih dari 14 abad. Itulah Masjid Al-Haram, masjid terbesar, terindah, termegah, tertua dan tersuci di dunia. Masjid ini dibangun di masa Nabi Muhammad SAW yang sebenarnya hanya tempat kosong. Di dalamnya terdapat suatu bangunan suci yang pasti anda lihat jika anda masuk ke dalam masjid ini. Dialah “Kabah” bangunan berbentuk kubus yang terbuat dari batu bata dan ditutupi kain hitam yang disebut sebagai “Baitullah” atau “Rumah Allah” yang kini menjadi arah kiblat shalat di dunia.
Masjid Al-Haram memiliki banyak arti. Ada yang mengartikan “masjid suci”, “masjid yang haram” dan “masjid yang disakralkan”. Sebenarnya, ketiganya merupakan arti dari masjid ini karena hanya umat muslim yang diizinkan masuk ke dalam masjid ini dan kota Makkah. Awalnya, masjid ini berukuran kecil saat dibangun pertama di tahun 638 M. Tahun 691 M masjid ini direnovasi dengan menambahkan dinding, sebuah minaret dan mengganti bahan dari kayu ke batu marmer. Namun masjid ini terbakar di tahun 1399 namun ajaibnya masjid ini tidak terbakar (sedikitpun) dan rusak oleh hujan deras.
Masjid ini dibangun ulang selama 6 tahun menggunakan batu marmer yang bersumber dari sebuah gunung di daerah Hejaz. Sultan Selim II lah yang pertama mengarsiteki pembangunan masjid suci ini di tahun 1570. Kubah di atap digantikan dengan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dan menggantikan kolom-kolom yang kosong. Fitur itu bertahan hingga 1629 karena renovasi kembali terjadi dengan mengganti bangunan lama dengan bangunan yang baru. Masjid ini selesai tahun 1571. Sampai era Raja Abdul Aziz II masjid ini kecil.
Masjid ini dibangun ulang selama 6 tahun menggunakan batu marmer yang bersumber dari sebuah gunung di daerah Hejaz. Sultan Selim II lah yang pertama mengarsiteki pembangunan masjid suci ini di tahun 1570. Kubah di atap digantikan dengan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dan menggantikan kolom-kolom yang kosong. Fitur itu bertahan hingga 1629 karena renovasi kembali terjadi dengan mengganti bangunan lama dengan bangunan yang baru. Masjid ini selesai tahun 1571. Sampai era Raja Abdul Aziz II masjid ini kecil.
Baru kemudian Raja Fahd II merenovasi total masjid ini seperti sekarang. Renovasi kecil terjadi di tahun 2003 di mana kubah yang sebelumnya berwarnya gelap diganti menjadi warna putih dengan ukuran yang sama baik di lokasi kubah oval sebelumnya dan tiga kubah utama di atas pintu masuk utama masjid. Kubahnya berwarna putih terang dengan tiang dan bagian bawah kubah dibuat dari emas. Ada tempat untuk minum air zam-zam di sela-sela bangunan masjid.
Begitu Raja Fahd mendengar proyek perluasan masjid besar ini, Ia dengan sukarela membantu mendanai proyek besar ini. Renovasi mencakup penggantian kubah dan pembangunan 2 menara baru yang semula dengan 7 menara sebelumnya. Total saat ini masjid suci ini memiliki 9 buah minaret yang terdiri dari 8 buah minaret tunggal di pintu masuk masjid dan 1 minaret tunggal di arah barat daya kakbah dan diapit oleh 9 kubahnya. Perluasan juga mencakup pemolesan atap masjid agar bisa ditempati untuk shalat dan tempat sa’i. Saat ini, masjid raksasa berlantai 3 ini ini mampu menampung 4 juta jamaah yang terdiri dari 1 juta jamaah di lantai 1 dan 2 dan 2 juta jamaah di lantai 3 alias di atap masjid.
Setelah shalat di musim haji, 4 juta jamaah belarian ke arah kakbah untuk melakukan ritual mengelilingi kakbah sebanyak 7 kali yang disebut Tawaf. Dan 7 menit berikutnya, 4 juta jamaah menuju tempat khusus untuk melakukan ritual lain yakni mengelilingi bukit Safa dan Marwa sebanyak 7 kali dan mengingatkan kita kepada kisah keputus asaan dan kekhawatiran Siti
Setelah shalat di musim haji, 4 juta jamaah belarian ke arah kakbah untuk melakukan ritual mengelilingi kakbah sebanyak 7 kali yang disebut Tawaf. Dan 7 menit berikutnya, 4 juta jamaah menuju tempat khusus untuk melakukan ritual lain yakni mengelilingi bukit Safa dan Marwa sebanyak 7 kali dan mengingatkan kita kepada kisah keputus asaan dan kekhawatiran Siti
Hajar karena bingung mencari air untuk putranya, Ismail yang kehausan dan setelah melakukan kedua ritual musim haji tersebut barulah jamaah meminum air suci dan berkhasiat yang diberi nama air Zamzam. Saat musim haji, jamaah yang shalat di masjid raksasa ini membludak bahkan bisa mencapai 5 juta jamaah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, di masjid suci ini tersedia 7 buah eskalator untk memudahkan akses ke lantai 2 dan lantai 3 atau atap masjid.
Saat ini, Raja Fahd bin Abdul Aziz tengah memperluas dan merenovasi masjid tua dan bersejarah ini. Renovasi mencakup perluasan tempat sa’i menjadi 3 lantai dari sebelumnya yang hanya 2 lantai dan perluasan lantai 3. Kedua tempat tersebut bisa menampung sekitar 6 juta yang terdiri dari 3 juta jamaah di tempat sa’i dan 3 juta jamaah lagi di lantai 3 atau atap masjid. Dan perluasan juga mencakup area serambi masjid.
Saat ini, Raja Fahd bin Abdul Aziz tengah memperluas dan merenovasi masjid tua dan bersejarah ini. Renovasi mencakup perluasan tempat sa’i menjadi 3 lantai dari sebelumnya yang hanya 2 lantai dan perluasan lantai 3. Kedua tempat tersebut bisa menampung sekitar 6 juta yang terdiri dari 3 juta jamaah di tempat sa’i dan 3 juta jamaah lagi di lantai 3 atau atap masjid. Dan perluasan juga mencakup area serambi masjid.
Dan di area tersebut akan dibangun hotel-hotel mewah berbintang 5 dan 6 dan gedung pencakar langit tertinggi di Arab Saudi dan salah satu gedung pencakar langit tertinggi di dunia, Menara Abraj Al Bait. Dan setelah direnovasi total, masjid terbesar di dunia ini mampu menampung 10 juta jamaah di tahun 2020.
0 komentar:
Posting Komentar