SETELAH geger gurita berkepala manusia di Kota Padang, propinsi Sumatra Barat kembali dikejutkan dengan penemuan kerbau berkepala dua. Munisfar, Camat Ampek Angkek Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, berencana untuk memformalin kerbau berkepala dua (foto) itu guna menghindari bau dan busuk.
“Kita berencana akan memberikan formalin kepada kerbau kepala dua itu agar tidak membusuk dan akan dijadikan objek wisata,” kata Munisfar, kemarin (14/1).
Sebelumnya, pemilik kerbau itu telah memberikan pengawet namun cara sederhana yakni dengan spiritus. Ini membuat pemerintah setempat menginginkan anak kerbau itu awet selamanya dengan cara memberikan formalin.
Rencananya, pemberian formalin akan bekerjasama dengan pihak puskesmas. Setelah diformalin, binatang aneh itu akan dipajang di kantor kelurahan atau wali nagari. “Ini sekedar akan dijadikan tempat wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ribuan Wisatan Datang
Sejak penemuan di Senin 11 Januari 2009 itu, hingga kemarin sudah ribuan wisatawan yang datang untuk menyaksikan. Hal ini pun terpaksa melibatkan pihak kepolisian untuk mengamankan.
Mereka harus antrian panjang menyaksikan penemuan Nover (23) itu. “Mereka datang dari berbagai daerah seperti Kota Bukittinggi, Agam, dan Kota Padang Panjang, sejak hari Minggu diperkirakan mencapai seribu orang lebih melihat kerbau kepala kepala dua ini,” jelas Munisfar.
Peristiwa aneh itu terjadi Minggu 11 Januari lalu sekira pukul 16.00 WIB. Saat itu, pemilik kerbau, Nover, melihat tingkah laku kerbaunya liar dan tak seperti biasa. Selain itu, dari kerbau tersebut juga mengeluarkan cairan ketuban yang keluar dari induk kerbau. Akhirnya, Nover membawa kerbau itu ke kandangnya hingga akhirnya melahirkan anaknya yang berkepala dua. Sayang, anak kerbau itu hanya mampu bertahan sekira lima menit setelah akhirnya mati. (posmetro-medan.com)
Foto: Kerbau Berkepala Dua di Padang
“Kita berencana akan memberikan formalin kepada kerbau kepala dua itu agar tidak membusuk dan akan dijadikan objek wisata,” kata Munisfar, kemarin (14/1).
Sebelumnya, pemilik kerbau itu telah memberikan pengawet namun cara sederhana yakni dengan spiritus. Ini membuat pemerintah setempat menginginkan anak kerbau itu awet selamanya dengan cara memberikan formalin.
Rencananya, pemberian formalin akan bekerjasama dengan pihak puskesmas. Setelah diformalin, binatang aneh itu akan dipajang di kantor kelurahan atau wali nagari. “Ini sekedar akan dijadikan tempat wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ribuan Wisatan Datang
Sejak penemuan di Senin 11 Januari 2009 itu, hingga kemarin sudah ribuan wisatawan yang datang untuk menyaksikan. Hal ini pun terpaksa melibatkan pihak kepolisian untuk mengamankan.
Mereka harus antrian panjang menyaksikan penemuan Nover (23) itu. “Mereka datang dari berbagai daerah seperti Kota Bukittinggi, Agam, dan Kota Padang Panjang, sejak hari Minggu diperkirakan mencapai seribu orang lebih melihat kerbau kepala kepala dua ini,” jelas Munisfar.
Peristiwa aneh itu terjadi Minggu 11 Januari lalu sekira pukul 16.00 WIB. Saat itu, pemilik kerbau, Nover, melihat tingkah laku kerbaunya liar dan tak seperti biasa. Selain itu, dari kerbau tersebut juga mengeluarkan cairan ketuban yang keluar dari induk kerbau. Akhirnya, Nover membawa kerbau itu ke kandangnya hingga akhirnya melahirkan anaknya yang berkepala dua. Sayang, anak kerbau itu hanya mampu bertahan sekira lima menit setelah akhirnya mati. (posmetro-medan.com)
sumber : karodalnet.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar